Sabtu, 31 Oktober 2015

Review Sem;colon by Chistarly



Cinta itu seperti simbol semicolon (;) dalam pemograman, terlalu kecil untuk diperhatikan, tapi terlalu besar keberadaannya ketika hilang.


Sebuah novel lagi dari watty yang diterbitkan secara pribadi oleh kak Ama atau biasa dikenal Chistarly. Novel yang sangat membuatku ingin membacanya bahkan hanya dengan melihat deskrispsi yang ditulis kak Chistarly..

Langsung aja dibaca reviewnya,

Semua berawal dari,

Yuri yang diancam kakeknya untuk segera menikah, bertemu dengan Gavrill yang terus menerus dijodohkan oleh ibu, nenek, dan bibinya.

Dan tiba-tiba saja,

“Mom, G-ma, Aunt Marie. Perkenalkan ini kekasihku. Aku minta maaf, jika ini mengejutkan kalian, tapi mengingat beberapa kali aku mengatakan tidak perlu dijodohkan, tapi kalian memaksa, jadinya aku mengajaknya. Aku akan menikah dengannya. Hanya dengannya. Jadi tidak perlu membawa wanita yang tidak kukenal lagi kehadapanku.” – Gavrill

Tentu saja Yuri menolak saat Gavrill mengajukan penawaran untuk menjadikan Yuri kekasih sementaranya.

Sampai saat Yuri sudah terdesak,

“Ikut aku.” Yuri menarik tangan Gavrill dan mendorongnya masuk kedalam mobil, dan membawanya menemui kakek.

Akhirnya,

“Kita lanjutkan saja. Aku juga butuh seseorang yang menghandle mommy dan aunty ku yang terus ingin agar aku menikah. Urus mereka, dan kita lanjutkan permainan ini.” – Gavrill.

Namun Yuri mulai ragu,

“Pernikahan bukan permainan, Gavrill. Ketika kita tidak menyukai jenis game yang sedang kita mainkan, kita tinggal melakukan sesuatu dan game over. Terus mencari permainan baru yang lain. Stop, play, dan pause tidak berjalan disana. Pasti ada hati yang ikut serta. Dan hati bukan joystick yang jika rusak terus beli yang baru. Banyak hal yang mesti kita pikirkan. Dan bagaimana jika ini adalah kesalahan terburuk dari semua keburukan yang pernah kita lakukan. Bagaimana jika…. Aku hanya ingin…..” – Yuri.

“Aku tahu. Maaf jika perkataanku sebelumnya melukaimu. Aku tahu pernikahan lebih sakral. Tapi tidak mungkinkan kita memberitahu mereka yang sebenarnya sekarang, mungkin mereka mengerti tapi kekecewaan pasti akan melukai mereka. Bagaimana jika perihal ini jangan kita jadikan kesalahan? Tapi pilihan terbaik yang pernah kita ambil. Kerja sama dalam hubungan ini.” – Gavrill.

Dan setelah pernikahan pun, masalah malah bertambah,

Dari kecemburuan Gavrill,

“Aku tidak suka, ketika bersamaku kau membicarakan laki-laki lain. Ingat Yuri, kamu punya suami…. jadi dilarang merasa tertarik kepada pria lain.” – Gavrill.

Kesalahpahaman yang hampir merusak hubungan mereka,

“Mungkin menurutmu aku mudah terpengaruh dengan semua ini. Tapi aku tidak tahu harus berpegang kemana. Jika pernikahan yang kamu bicarakan, jangan khawatir aku tidak akan menggugat cerai atau sebagainya. Aku hanya akan menikah sekali, dan hanya akan punya suami sekali. Dan itu artinya sampai kapanpun kecuali kamu menalakku, aku akan tetap istrimu. Dan kamu suamiku. Tapi hal semalam sepertinya tidak bisa aku anggap hanya angin lalu. Kamu tau apa yang membuatku sedih, kamu bahkan pernah berkata mungkin pernah mencintai Leony. Tapi aku….” – Yuri.

“Jadi kamu ingin aku pergi? Aku tidak tahu apa arti mempercayai menurutmu, Yuri. Tapi ketahuilah aku pergi karena kamu yang memintanya.” – Gavrill.

Penculikan,

“Kami diperintahkan menculik kamu, itu yang kami kerjakan. Jadi diam saja disitu.”

Hingga kemisteriusan Gavrill yang membuat Yuri meledak,

“Apa kamu tahu aku mencintaimu dengan buta dan tulinya. Buta dalam artian sebenarnya. Buta sehingga hanya melihat apa yang ingin kamu perlihat, bukan apa yang seharusnya aku lihat. Tuli, karena mendengar apa yang ingin kamu beritahu untuk aku dengar. Tapi sayangnya kamu lupa dengan perasaanku, karena perasaan yang kamu beri untukku itu tidak cukup. Tidak cukup, Gavrill.

Apa yang aku tahu tentangmu? Tidak ada. Hanya sekilas cerita singkat dari Farid dan mommy, hanya sekilas dari apa yang aku lihat. Yang lainya tidak ada. Aku tidak tahu apa-apa tentangmu, suamiku. Bukankah begitu menyedihkan istrimu ini?

Kamu tahu semua hal tentang aku. kamu tahu hal yang bahkan tidak aku ketahui. Kamu mengontrol semuanya. Mengontrol hidupku, mengontrol perasaanku, seakan aku adalah boneka kayu yang bisa kamu gerakan dengan benang di panggung minimu.

Mungkin bagimu aku ini tidak ada artinya, hanya perempuan abnormal yang menggilai computer, hanya perempuan gila yang tidak laku.

Pernahkah sekali saja kamu berpikir mencintaiku? Pernahkah kamu memikirkan perasaanku? Pernahkah kamu berpikir kenapa aku bertanya? Kenapa aku membutuhkan waktu sendiri? Mencari tahu, dan berdiam? Pernahkah hal itu terbesit dihatimu, bahwa aku menunggu, menunggumu untuk menjelaskan padaku. Semua tentangmu. Bukan hanya keluargamu, bukan sahabatmu. Tapi kamu, Gav! Kamu!” – Yuri.

Sampai akhirnya,

“Apapun yang kamu inginkan. Apapun yang membuatmu bahagia. Apapun yang membuat air matamu itu tidak mengalir karena luka dan kesakitan. Aku akan mengabulkan apapun selama Allah meridhoi hal tersebut, dan tidak mencelakaimu. Tidak untuk meninggalkanmu. Tidak pergi dariku.” – Gavrill.

“Bagaimana jika yang membahagiakanku adalah pergi meninggalkanmu?” – Yuri.


Apa Yuri akan pergi meninggalkan Gavrill? Apa mereka akan terus bersama? Apa akhirnya Gavrill membuka dirinya pada Yuri?

Penasaran kan????? Iya kan???

Beli dan baca bukunya yukk…

Dijamin gak bakal nyesel, karena bukan hanya ceritanya sangat menarik, tapi di dalam cerita ini juga banyak ilmu yang bisa kita ambil.

Daannn.. kalian juga pasti kesemsem sama si Gavrill yang misterius ini, si pria tampan yang seperti malaikat, dengan sikap seperti playboy dengan sejuta kemesuman, namun taat beribadah. Belum lagi interaksi mereka (Yuri dan Gavrill) yang membuat kalian akan senyum-senyum sendiri saat membacanya.

Pokoknya aku suka bangeett sama Gavrill eh salah novel ini… kuharap kalian juga akan menyukainya.




Dhewi Clayborne

Sabtu, 04 Juli 2015

Happy Birthday 12th Gagas Media! #TerusBergegas!



Halohaaa...

Balik lagi kesini, tapi bukan untuk mereview tapi untuk menjawab tantangan dari Gagas Media di ulang tahun penerbit tercinta kita ini, yang selalu menerbitkan novel-novel kece untuk menambah koleksi-koleksiku.

Happy Birthday Gagas Media, semoga aku yang mendapat kadonya. Lho yang ulang tahun malah yang ngasih kado. Ga kebalik nih? Tapi nggak apa-apa karena nggak mungkin aku yang ngasih kado buku ke Gagas soalnya koleksi Gagas kan lebih banyak daripada aku. Hehe.



Nah, kita simak aja pertanyaan-pertanyaan dari Gagas yang sukses membuatku menggali ingatanku sampe ke 7 tahun lalu.

1. Sebutkan 12 judul buku yang paling berkesan setelah kamu membacanya!

Remember When – Winna Efendi
Let Go - Windhy Puspitadewi
The Hunger Games – Suzzane Collins
Melbourne – Winna Efendi
When Rainbows End – Cecelia Ahern
YOU – AlvikaDae
Interlude – Windry Ramadhina
Summer Breeze – Orizuka
Rain Affair - Clara Canceriana
Dia Tanpa Aku – Esti Kinasih
Sunshine Becomes You – Ilana Tan
Satu Cinta Sejuta Repot – Moemoe Rizal


2. Buku apa yang pernah membuatmu menangis?

Surat Kecil Untuk Tuhan, entah kenapa aku membaca buku itu, aku tidak terlalu menyukai novel yang didalamnya menceritakan seseorang yang menderita penyakit, karena aku akan menangis tersedu-sedu saat membacanya, dan benar saja, aku menangis sampai dikira mamaku kalau aku baru saja patah hati. Tapi setelah membaca buku ini aku belajar akan perjuangan. Benar-benar berjuang hingga tak lagi sanggup.

Dan, Sunshine Becomes You, aku udah bilang kan kalau aku paling nggak bisa baca buku ada yang meninggalnya, dan dibuku ini Mia pergi meninggalkan Alex selamanya.

3. Apa quote dari buku yang kamu ingat dan menginspirasi?

"Buat gue, perasaan paling nggak enak sedunia adalah sesal. Apapun yang lo lakukan, lo nggak akan bisa menekan tombol rewind untuk kembali ke momen saat segalanya berubah. Lo nggak akan bisa naik mesin waktu atau memutarbalikkan jarum jam untuk kembali ke masa itu, untuk memperbaiki kesalahan yang lo perbuat, atau mengembalikan keadaan seperti sebelumnya." – Max.

(Melbourne by Winna Efendi.)

Yaaa, quote ini membuatku lebih banyak berpikir sebelum mengambil keputusan, karena aku tidak mau menyesal dikemudian hari.


4. Siapakah tokoh dalam buku yang ingin kamu pacari? Hayoo, berikan alasan kenapa kamu cocok jadi pasangannya?

Ini adalah pertanyaan paling sulit dari 12 pertanyaan yang Gagas berikan. Jawabannya banyak, tapi kalau yang paling ingin aku pacari adalah Daemon Black dari novel Obsidian, karena dia benar-benar keren, alien tampan dari planet Lux dan dia punya kekuatan super untuk melindungiku, haha. Tapi karena pacaran sama alien tidak mungkin terjadi dalam hidupku, aku ingin dibungkuskan satu Jethro Liem yang HOT banget dari novelnya abang Christian Simamora, yaaahhh dia emang agak menyebalkan dan jahil, tapi perjuangannya untuk mendapatkan Tere berhasil membuatku berdo’a semoga ada Jet lain untukku suatu saat nanti.

Dan aku nggak tau apa aku cocok sama Jet apa nggak, karena aku belum pernah bertemu langsung dengannya. haha.


5. Ceritakan Ending berkesan dan tak akan kamu lupakan

Saat Ronald yang sudah meninggal berbicara pada adiknya Reinald dan Citra, cewek yang dicintainya. Awalnya saat aku membaca sinopsis dibelakang bukunya, aku pikir Ronald tidak benar-benar ‘kembali’ tapi hanya khayalan Reinald yang merasa bersalah pada kakak hingga dia berpikir seperti itu. Tapi bab-bab menuju akhir membuatku bertanya-tanya, apa benar Ronald kembali untuk Citra (cinta tak sampainya)? Ternyata Ronald benar-benar kembali walau tanpa wujud, hanya suara lewat saluran radio yang tidak nyata, tapi benar-benar terasa kehadirannya diantara orang-orang terkasihnya.

(Novel Dia Tanpa Aku by Esti Kinasih.)


6. Buku Pertama GagasMedia yang Kamu baca dan kenapa memilih buku itu?

Buku gagas pertama yang aku baca adalah Satu Cinta Sejuta Repot-nya Moemoe Rizal karena temenku bilang novelnya bagus. Pertamanya agak ragu mau beli, tapi pas temen aku bawa buku itu ke depan mataku, dan aku melihat covernya yang lucu (bolong-bolong gitu) jadi tertarik. Dan aku pun nggak kecewa membelinya.


7. Dari sekian buku yang kamu punya, apa judul yang menurutmu menarik, kenapa?

Radikus Makankakus : Bukan Binatang Biasa, judul buku itu bikin aku bertanya-tanya saat melihatnya di toko buku, makan kakus? Emang beneran makan kakus? Tapi aku tidak heran itu judulnya saat melihat Raditya Dika yang menulisnya, secara dia itu memang ajaib dalam membuat sebuah judul. Haha.


8. Sekarang lihat rak bukumu... cover mana yang kamu suka, kenapa?

Cover novel Rhapsody – Mahir Pradana, karena novel ini yang bisa membuatku berhenti berjalan di toko buku dan kembali untuk melihat sinopsisnya dan akhirnya membelinya.



9. Tema cerita apa yang kamu sukai, kenapa?

Semua yang berhubungan dengan romance (roman komedi, roman fantasi, roman paranormal, dll) karena bisa membuat aku berharap kisah cintaku akan berakhir indah seperti novel romance, haha. Tapi nggak harus melulu tentang kisah cinta romantis, aku juga suka novel thriller, walaupun sedikit banget adegan romantisnya, tapi saat ada adegan romantis di novel thriller rasanya jadi suatu yang wah, ibarat menemukan oasis di tengah gurun pasir.

10. Siapa penulis yang ingin kamu temui, kalau sudah bertemu, kamu mau apa?

Ilana Tan, Orizuka, Winna Efendi, Aliazalea, Esti Kinasih, JK. Rowling, masih banyak lagi. Kalau bisa sih aku pengen semua penulis-penulis berbakat di Indonesia (realistis aja ya, susah kalau mau ketemu penulis luar) dikumpulin dalam satu ruangan bersama aku, waahh aku bisa tanya satu-persatu tips menulis yang baik, inspirasi mereka dalam menulis novel, dan pengalaman-pengalaman menarik yang mungkin mereka alami saat mengerjakan sebuah novel.

11. Lebih suka baca e-book (buku digital) atau buku cetak (kertas), kenapa?

Buku cetak pastinya, terus terang aku suka membaca dan mengoleksi, jadi kalaupun aku baca melalui e-book, aku pasti membeli bukunya juga kalau ceritanya benar-benar menarik. Rasanya kalau udah memegang sebuah buku ditangan hidup baru lengkap.

12. Sebutkan 12 kata untuk Gagas Media menurutmu?

Penerbit Indonesia yang terbaik dari yang terbaik, sukses selalu dan terus bergegas!

Senin, 15 Juni 2015

Review SHE (Fianer) by AlvikaDae



Holaaa…

Aku balik lagi nih, tumben cepet kaannn…

Masih dengan penulis yang sama AlvikaDae tapi kali ini dengan judul SHE Season 1. Nah, ceritanya SHE ini tentang anaknya Erfan dan Fiandra, si cantik Fianer Cattleya Rofler. Masih dengan pernerbit yang sama Diandra Creative dan hanya bisa di beli melalui akun fb kak Inneke Eko Yuditasari.

Oke, langsung simak aja reviewnya.

Pertemuan pertama mereka terjadi saat,

Fianer yang baru bisa menyetir mobil mencoba mengeluarkan mobilnya dari parkiran dan malah menabrak mobil mewah Egar.

“Sori ya gue nggak sengaja. Itu buat ganti uang bengkel.” – Fianer.
PRAAAAANG!!!
“Nggak usah diganti. Sekarang kita impas.” – Egar.


Namun pertemuan itu begitu membekas,

Terlalu banyak hal mengejutkan yang dia dapatkan dari cewek itu. Cewek cantik yang manja itu membuatnya bertanya berkali-kali. Hingga menghancurkan semua persepsi dan bingung bagaimana cara menyikapi. Cewek ini tak selemah yang dia kira ternyata. – Egar.

Cowok itu selalu memperlakukannya dengan kasar, tanpa kompromi, hingga membuat masalah yang tak perlu menjadi besar. Selalu memelototinya jika bertemu dengannya dan selalu berkata kasar padanya seolah dia sipir penjara dan Fianer tahanannya. Tak segan membuatnya marah tapi tetap saja Fianer menerimanya dengan lapang dada. Dan yang lebih gila lagi, sekarang-detik ini-saat ini- Fianer sangat merindukan punggung lebar itu. – Fianer.


Semua masalahnya membuat Egar tidak mau bersama Fianer, tapi Fianer berhasil memaksa Egar untuk menjalin hubungan dengannya.

“Kita pacaran!!! Tapi inget gue udah peringatin lo dari awal resikonya.” – Egar.
“Gue nggak takut.” – Fianer.


Hingga peperangan itu dimulai,

“Aku ingin kamu menjauhi anakku! Kalau kamu tidak mau aku mengganggu keluargamu, maka jangan ganggu keluargaku. ” – Rudolf.


Serangan-serangan pun tak terhindarkan. Dari terbakarnya pabrik, investor-investor perusahaan ayah Fianer yang ingin melepaskan diri,

Puncaknya,

“ANN! AWAAAAASSSS!!!!”
Namun terlambat, mobil itu sudah menghantam tubuh Fianer, hingga terpental ke atas mobil dan jatuh ke aspal dengan berlumuran darah.


Dari sekian banyak rasa, rasa takutlah yang ada dideretan pertama. Ketakutan kehilangan dia. Ketakutan kalau harus hidup tanpa dia. Rasanya ada yang membentot jantungnya dan membiarkannya terdiam tanpa detak. Seperti mayat hidup yang membiarkan raganya kosong dan jiwanya tak lagi mau menaunginya. Egar dapat merasakan tepat didada kirinya, ada sesak yang menggumpal di sana. Membuat dia tak berhenti meringis karena rasanya perih menyakitkan. Seperti bernafas dengan mengais-ngais oksigen di udara.

Dan mereka pun menyerah,

“Maaf aku tidak bisa berjuang bersamamu. Maafkan aku karena aku membiarkanmu pergi. Maafkan aku tidak bisa memberikan apa yang kamu mau. Maafkan aku karena tidak bisa membuatmu bahagia. Maaf…” – Egar.

“Aku menginginkan bahagia. Menginginkan bersama Egar, sangat menginginkan bersama cowok itu. Sesakit apapun, bersama cowok itu membuatnya hidup. Walaupun tak banyak kenangan indah yang bisa diingat bersama Egar, tapi aku tak pernah benar-benar bisa meninggalkan cowok itu seberapapun keras Egar menyuruhku pergi. Karena aku selalu yakin, hidup tanpanya pasti sakit sekali. Pasti aku tidak bisa hidup dengan benar. Pasti kosong… Namun sekarang…… setelah semua yang terjadi….” – Fianer.


Akhirnya,

“Dari dulu lo selalu nyuruh gue pergi. Dan gue ga pernah mau. Tapi kali ini, gue udah ngambil keputusan…. Kita udahan aja.” – Fianer.


The End of Our Story,

“Gue banyak belajar dari seseorang. Bagaimana caranya berjuang dan tidak mengenal kata menyerah sama sekali. Dan gue janji akan berubah. Bukan jadi Egar yang dulu, tapi Egar yang lebih baik. Gue harus belajar kuat, gue harus belajar menjadi laki-laki hebat. Laki-laki yang bakal bisa lo andelin. Laki-laki yang bisa ngelindungin lo. Gue harus jadi laki-laki seperti itu suatu hari nanti. Agar gue pantes berjalan di sisi lo lagi.” – Egar.

“Aku hanya ingin bilang …. terimakasih sudah pernah membuatku bahagia. Karena, sesaat setelah kamu pergi, aku baru sadar. Di saat paling menjengkelkanpun bersamamu, itu sanggup membuatku tertawa. Sebelum aku mengenalmu, hidupku datar saja. Saat aku jatuh cinta padamu, rasanya melihatmu membuatku tak mampu berhenti tersenyum. Dan saat aku bersamamu, aku belum pernah merasakan sebahagia itu. Tapi saat aku pergi… saat aku pergi, seharusnya hidupku akan sama seperti sebelum aku menemukanmu. Tapi ternyata hidupku berbeda. Semuanya tidak lagi sama..” – Fianer.


Janji,

“Percaya sama gue…. gue bakal jemput lo lagi suatu hari nanti.” – Egar.

Penasaran kan? Penasaran.. cepet beli bukunya....

Tapi sebelum itu, liat dulu videonya dibawah ini :

Sekedar info, untuk Cast Fianer Cattleya adalah Janinna Weigel dan Vegar Rama adalah Maxime Bouttier


Komentar :

Luar biasa, satu lagi novel yang bisa mengaduk-aduk emosiku yang dibuat oleh kak AlvikaDae.

Awalnya saat aku tau novel YOU akan beranak HE (Fier), SHE (Fianer), dan IT (Rafan), aku sangat tertarik dengan cerita HE, secara di novel YOU hanya dijelaskan singkat tentang anak sulung ayah Erfan dan bunda Fian itu. Namun ternyata SHE yang di posting lebih dulu, aku agak ragu. Kalau kalian pernah membaca YOU, kalian pasti tau garis besar kisah Fianer-Egar. Bertemu, pacaran, Egar terjerumus obat-obatan terlarang, sampai Erfan yang mengetahui hubungan mereka dan akhirnya itu yang membuat Fianer menyerah.

Tapi ternyata bukan cuma itu, lebih banyak lagi, terutama alasan kenapa Egar memasuki jalan yang gelap itu.

Ceritanya sungguh mengalir, awal pertemuan mereka, perdebatan-perdebatan kecil mereka sampe, masalah yang mereka hadapi. Satu novel yang mampu membuatku tertawa, tersenyum, menahan nafas, kesel sendiri (apalagi kalo pas Egar lagi nyebelin), sampe nangis tersedu-sedu.

Aku suka banget karakter Fianer disini, ceria, baik, bisa melindungi diri sendiri, walaupun agak blak-blakan, tapi dia bener-bener cewek idaman. Dia tidak gampang menyerah walau dia tau kalau bersama Egar itu akan sulit, tapi dia tetap berusaha walaupun dia udah ‘babak belur hampir hancur’ (mengutip kata-kata Fianer buat Egar).

Daannn aku juga suka Egar yang cuek banget, rese, menyebalkan, walaupun aku agak kesel karena dia semudah itu melepas FIaner, tapi akhirnya dia mau berjuang buat berubah menjadi lebih baik, jadi termaafkan deh.

Ga sabar menanti SHE season 2 dan cerita tentang abang Fier di novel HE.

Sebuah nasehat dari bunda Fiandra :

Hidup adalah belajar.
Belajar bersyukur meski tak cukup….
Belajar ikhlas meski tak rela…
Belajar memahami meski tak sehati….
Belajar sabar meski terbebani….
Belajar setia meski tergoda…
Belajar memberi meski tak seberapa…
Belajar mencintai meski disakiti…
Belajar tenang meski gelisah…
Belajar percaya meski susah…
Belajar dan terus belajar untuk tau apa arti kehidupan.


Yaahh memang, hidup adalah belajar, dari kecil kita belajar, sudah dewasa pun kita belajar. Saat masih disekolah kita belajar, di kehidupan nyata pun kita belajar. Belajar saat jatuh cinta, belajar saat sakit hati.. Dan sampai saat ini pun Aku masih belajar..


Dhewi Clayborne


Senin, 08 Juni 2015

Review YOU by AlvikaDae



Hai, hai, kali ini aku mau nge-review sebuah novel berjudul YOU. Nah kalau kalian sering nongkrong di Watty, kalian pasti pernah liat judul ini, baca novel ini, atau bahkan udah punya novel karangan kak AlvikaDae ini. Sayangnya novel ini tidak bisa kalian temukan di toko buku di Indonesia karena novel ini hanya selfpublishing yang di terbitkan oleh Diandra Creative. Jadi kalau kalian mau membelinya silahkan hubungin Inneke Eko Yuditasari di akun fbnya.

Oke, nggak perlu banyak basa-basi lagi, kita langsung lanjut ke review-nya,

Semua berawal dari,

Erfan yang didesak oleh orang tuanya untuk segera menikah dan memberikan cucu, bertemu dengan Fiandra, dokter cantik yang baru saja patah hati karena pacarnya berselingkuh dengan sahabatnya.

Sampai akhirnya 15 menit setelah bertemu,

“Kau mau menikah denganku?” – Erfan.
“Aku akan menerimanya…. Asal kau mau mengantarku pulang.” – Fiandra.


Namun, masalah tidak berakhir setelah mereka menikah.

Dimulai dari sifat Erfan yang gila kerja, tidak peka dan sangat cuek,

“Erfan tetaplah Erfan. Dia tidak akan bisa hangat. Erfan itu bukan gunung es. Bukan gunung berkabut tebal yang sulit di daki. Bukan pula gunung tinggi yang puncaknya sulit dicapai. Tapi Erfan adalah sebuah gunung tanpa puncak. Gunung yang kalau didaki berkali-kali namun puncak takkan di dapat. Hanya lelah berusaha dan mencari. Hanya kemarahan dan kegagalan. Itulah hasilnya.” – Fiandra

Lalu Reisa yang menyukai Erfan hingga membuat Fiandra merasa kesal,

“Aku tau kau sangat mencintai suamiku. Dan itu akan membuat kita sama-sama tidak nyaman. Kau, dengan perasaan sakit hati tiap hari dan aku dengan perasaan tidak tenang. Jadi, aku memutuskan untuk memberimu kesempatan. Aku memberimu ijin untuk melakukan segalanya yang bisa kau pikirkan untuk mendapatkan Erfan. Waktumu hanya sampai malam ini.” – Fiandra.

Hingga Karel, mantan Fiandra yang tidak terima karena Fiandra lebih memilih Erfan,

”Aku tidak mungkin melepaskan Fiandra. Karena kami saling mencintai. Cinta Fian hanya untukku. Dan aku tahu kamu cukup pintar untuk tahu itu.” – Karel.

“Aku akan menghancurkanmu berkeping-keping sampai kau tidak punya apa-apa lagi! Membuatmu mendekam di penjara hanya awalnya saja.” – Karel.

Tapi semua masalah itu tidak membuat mereka menyerah. Masalah-masalah itu malah semakin menguatkan hubungan mereka,

“Saya pikir, mengalahkan mereka adalah hal yang mudah. Memisahkan mereka lebih mudah lagi. Tapi ternyata saya salah total. Mungkin mengalahkan Erfan saja atau Fiandra saja lebih memungkinkan daripada mengalahkan mereka berdua sekaligus. Karena jika Erfan dan Fiandra bekerja sama, kekuatan mereka sangat menakutkan. Percayalah, berani mengusik mereka maka bersiap-siap kehilangan segalanya.” – Nina.


Penasaran kan? Langsung aja baca bukunya, hehe..

Komentar :

Aku sudah membaca novel ini tiga kali, dan aku tersenyum dan menangis tiap kali aku membacanya.

Aku merasa novel ini benar-benar tuntas, setelah semua masalah selesai, kita akan disuguhkan tentang kehamilan Fiandra, kelahiran anak pertama mereka (Alkhalifi Xafier Rofler), masalah-masalah kecil yang dialami saat membesarkan putra-putri mereka (Fier, Fianner, dan Rafan), perayaan perkawinan perak mereka, hingga saling terbuka (maksudnya membicarakan hal-hal yang sudah terjadi didalam hidup mereka) di di 50 tahun pernikahan mereka.

Rasanya komplit, benar-benar selesai, sama sekali tidak menggantung.

Aku sangat menyukai karakter setiap tokohnya,

Erfan yang dingin, kaku, tidak romantis, jarang bicara, dan semua hal menyebalkan lain (mungkin kalau aku jadi Fiandra, aku bakalan stress)

Fiandra yang cantik, anggun, cerdas, manja (kadang-kadang), dan yang paling penting, dapat mengimbangin Erfan.

Aku benar-benar menantikan kisah anak-anak mereka.

AlvikaDae menjadi salah satu penulis Indonesia favoritku berkat novelnya ini, aku ga sabar memiliki novel-novel selanjutnya.

Quotes :

“Memaafkan tak selalu berarti dia merasa benar dan orang lain salah. Itu hanya berarti dia telah dewasa untuk memahami bahwa tidak ada yang sempurna.” – Fiandra.

“Disaat orang sibuk mengatakan cinta, aku sudah berjanji pada Tuhan, bahwa aku akan menjagamu dengan ikatan kuat bernama pernikahan. Ini bukan cinta yang meledak-ledak yang harus padam pada akhirnya. Tapi ini cinta yang stabil yang akan bertahan sampai akhir…. Itu caraku mencintaimu.” – Erfan.

“Orang hebat, bukan orang yang menang terus menerus. Tapi orang hebat itu adalah orang yang menang, setelah dia kalah.” – Fiandra.

“Saat kita melihat seseorang yang kita yakini kita inginkan, maka waktu 20 menit masih terlalu lama untuk menjadikannya milik kita. Percayalah.” – Rafan.




Dhewi Clayborne

Rabu, 01 Oktober 2014

Review Melbourne by Winna Efendi



Judul: Melbourne – rewind
Penulis: Winna Efendi
Penerbit: Gagas Media
Genre: Romance, Drama, Setiap Tempat Punya Cerita
Terbit: Juni 2013

MAX

“I want my walkman back.”

Kali pertama gue ketemu Laura Winardi enam tahun yang lalu di gedung fakultas arsitektur The University of Melbourne. Tinggi, berkaki jenjang, dan berambut ikal yang tergerai hingga punggung. Wajahnya oval bintik-bintik coklat muda tersebar seperti konstelasi bintang di kedua pipinya. Kalau gue pikir-pikir sekarang, mungkin kehilangan buku dan menemukan walkman itu di sana adalah takdir, permainan hidup yang bertujuan untuk mempertemukan gue dan dia.

Hari itu sabtu pagi, di Pantai St. Kilda. Setiap sabtu, kami berdua akan bangun pagi dan janjian ketemu untuk sarapan bareng. Saat itu, gue sempat berpikir, hey, I can do this for the rest of my life. Bangun pukul enam pagi, secara impulsif menentukan sebuah destinasi dan duduk berdampingan seperti ini, bersamanya. Gue sayang sama cewek ini, yang bisa sangat rumit dan sulit dimengerti, yang kadang banyak maunya, yang suka seenaknya meminta gue membeli makanan manis di malam hari kayak ibu hamil yang lagi ngidam dan punya selera musik aneh.

So I said to her, “Let’s do this together, just the two of us, for the rest of our lives.”

Saat itu kami baru beberapa minggu berpacaran. Di depan gedung apartemen Laura, gue menempelkan kening ke dahinya dan berkata, “I love you, Laura.” Gue hanya bisa mendengar gema dari tiga kata yang gue ucapin, yang nggak pernah dia kembalikan ke gue.

Namun, hari bersalju di Lake Mountain..

“Max. I guess I suck at relationships, but you know I love you, right?”

Gue tersenyum dan merangkul pundaknya. “Yeah, I know.”

Itu adalah kali pertama dan terakhir Laura mengatakan tiga kata itu.

Waktu itu, sungguh gue nggak nyangka akan menang kompetisi. Gue harus meninggalkan dia selama setahun untuk tur paling luar biasa hidup gue. Tapi saat mendengar pertanyaan Laura tentang apakah gue akan kembali menyebabkan sedikit sesak di dada. Melihatnya sama sekali nggak punya confidence bahwa gue akan kembali untuk dia membuat gue sedih dan sedikit tersinggung, karena gue nggak pernah punya intensi untuk memilih salah satu.

“Gue bukan elo, Ra. Jadi jangan banding-bandingkan gue dengan elo. Hanya karena lo nggak punya mimpi, bukan berarti hidup gue juga harus menyedihkan seperti itu.” Butuh beberapa detik bagi gue untuk menyadari bahwa kemarahan sementara gue telah bertransformasi menjadi kalimat terbusuk yang pernah gue katakan kepada orang yang paling gue sayangi.

Semua cara gue lakuin untuk minta maaf, tetapi nggak ada satu pun yang berhasil. Sampai suatu hari, dia datang ke Prudence, menghampiri tempat duduk kami yang biasa.

“Gue nggak akan pernah meminta lo untuk memilih. Tapi gue tahu, kalau elo harus memilih, pilihan mana yang akan membuat lo menyesal lebih sedikit. Gue nggak mau jadi alasan yang menghambat masa depan maupun keputusan-keputusan lo. Let’s grow up, Max. Let’s grow up like we said we would.”

Ketika dia pergi, rasanya seperti kehilangan sesuatu yang nggak bisa gue jelaskan.

And the rest is history. Tepatnya begini sejarah kami : gue dan Laura ketemu, kami pacaran, lalu putus. End of story.

But….

Back to you, Laura


LAURA..

Masa lalu punya cara tersendiri untuk mengejutkanmu, tanpa pertanda. seperti sesosok lelaki yang tiba-tiba muncul dihadapanmu, setelah lima tahun menghilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak, membuatmu merasa yakin dia sudah sepenuhnya menghilang dari hidupmu. Seperti Max.

Ini semua memang aneh, harus kuakui. Dua orang yang pernah punya sejarah bertemu lagi, melanjutkan rutinitas yang sudah lama terhenti seolah-olah hal itu hanya tertunda sementara. Alasan kami berpacaran dan putus tidak penting karena kami sudah sama-sama menerima itu dan bergerak maju dengan kehidupan masing-masing. Kesimpulannya, apa yang kami miliki sekarang tidak perlu didefinisikan lebih jauh.

Kemudian Laura bertemu pacar baru Cee, Evan.

MAX..

Sejak melihat playlist yang dinamakan Evan di iPod Laura, gue nggak pernah mampu berhenti memikirkan hal itu. Semuanya masuk akal, mulai dari cara Laura memandangnya, caranya membicarakan cowok itu, gimana dia selalu tersenyum saat membaca apa pun yang muncul di layar ponselnya ketika ada pesan masuk, kemungkinan besar dari Evan dan seribu satu alasan dia menolak ajakan jalan gue.

Sekarang ini, gue merasa seperti seseorang yang baru saja kehilangan sesuatu yang sejak awal nggak dimilikinya..

It's a lousy thing to feel.

Komentar ..
Pertama kali liat buku ini, agak kaget sama tema Playlist.. trus jadi penasaran deh gimana ceritanya.
Suka banget sama Max yang ga suka basa basi, rasa cintanya ke Laura bikin aku ingin punya pacar kaya Max,, haha
Apalagi Max membuat replika landscape Kota Melbourne di malam hari, lewat instalasi-instalasi lampu dalam kamarnya, keren bgt,..
Buku ini bikin aku betah di depan laptop seharian cuma buat ngetik ulang quotes yang ada di dalamnya, bikin aku mencatat halaman berapa yang aku suka, rasanya pengen nyeritain setiap detailnya, karena aku suka setiap bagian di buku ini..
Winna Efendi menjadi salah satu penulis Indonesia favorit aku sekarang, ga sabar untuk membaca setiap bukunya.

Quotes :

"Cinta itu rumit, tapi setiap orang tidak sabar untuk jatuh ke dalam kerumitan itu dan ikt tersangkut dalam jaringnya." – Cee

"Buat gue, perasaan paling nggak enak sedunia adalah sesal. Apapun yang lo lakukan, lo nggak akan bisa menekan tombol rewind untuk kembali ke momen saat segalanya berubah. Lo nggak akan bisa naik mesin waktu atau memutarbalikkan jarum jam untuk kembali ke masa itu, untuk memperbaiki kesalahan yang lo perbuat, atau mengembalikan keadaan seperti sebelumnya." - Max

"First love adalah rasa pertama, saat lo melihat jauh ke dalam mata seseorang, dan memutuskan bahwa masa depan dan kebahagian lo ada bersamanya. Cinta pertama adalah ketika untuk pertama kalinya dalam hidup lo, lo mampu melihat segala sesuatu dengan lebih jelas, merasa lebih hidup, dan ingin jadi versi terbaik dari diri sendiri, saat dia berada disamping lo. Saat hidup lo berubah berantakan dan masih bisa berpikir, screw this mess, a least I still have you by my side." - Max

“Nyaman adalah berbagi waktu tanpa perlu merasa canggung. Nyaman adalah menikmati keberadaan masing-masing, walau yang dapat kami berikan kepada satu sama lain hanyalah kehadiran itu sendiri. Nyaman berarti tidak perlu meminta maaf saat lengan kami bersenggolan secara tak sengaja, merokok dalam mobil dan bebas mengutak-atik stereo tanpa meminta ijin terlebih dahulu. Nyaman adalah meneleponnya tanpa alasan, hanya karena ingin mengobrol, atau karena ada film baru yang ingin kutonton tapi tidak punya teman untuk diajak. Rasa ini tidak perlu dilabeli, diartikan, atau dianalisa.” - Laura

"Orang-orang bertemu karena memang ditakdirkan untuk bertemu, berpisah karena memang ditakdirkan untuk berpisah. Kehidupan setiap orang diorkestrasikan sedemikian rupa sehingga setiap momen memiliki sebab dan akibat. Benang merah, takdir, nasib, whatever you call it.” - Evan

“You can meet someone who’s just right, but he might not be meant for you. You break up, you lose things, you never feel the same again. But maybe you should stop questioning why. Maybe you should just accept it and move on.” - Laura

Sabtu, 27 September 2014

Review Barcelona Te Amo by Kireina Enno



Judul : Barcelona Te Amo
Penulis : Kireina Enno
Penerbit : bukune
Terbit : Februari 2013

Kisah tentang tiga sahabat

Katya Sadewi, anak yatim piatu yang numpang di rumah paman yang juga ayahnya Sandra, sangat penurut, dan jago melukis. Sangat peduli sama Sandra sampai melakukan apapun untuknya, seperti berbohong, dll

Evan, cowok plinplan yang tidak mengetahui di lebih mencintai Katya atau Sandra

Sandra, yang manja, ceroboh, tidak bertanggung jawab, egosi, kleptomania, dan sangat iri terhadap Katya. Menurutnya Katya mengambil semua perhatian yang seharusnya dia terima.

Pernyataan cinta Evan, dan perkataan Sandra yang bilang dia mencinta Evan membuat Katya pergi ke Barcelona untuk menuntut ilmu di Fakultas Seni Rupa Universitat de Barcelona.

Kehidupannya di Barcelona tak lantas membuatnya melupakan kesedihan karena merelakan Evan untuk sandra. Hingga dia bertemu dengan Manuel Estefan, seorang kurator yang menyukai lukisannya dan ingin mengikutsertakan lukisan Katya dalam pameran besar.

Tapi kemudian, Sandra dan Evan datang ke Barcelona. Terjadilah hari-hari membingungkan dalam hidup Katya. Sandra yang menggoda Manuel secara terang-terangan, Manuel yang mengiyakan saja kemauan Sandra, dan Evan yang kembali mendekati Katya.

Permasalahan yang datang membuat Katya melepas kesempatannya..


Ini buku STPC pertama yang aku baca karena aku sangat menyukai Barcelona. Dengan latar kota Barcelona yang menarik, aku membayangkan tempat-tempat indah di sana, jalan-jalannya, museumnya, tradisinya. Jadi tambah pengen ke sana.

Tapiii....

di buku ini ga ada bagian yang bikin aku berhenti sebentar untuk mengulai kembali setiap kata-katanya.

Aku ga suka karakter Katya yang tidak berambisi untuk sukses dan terlalu menjaga Sandra padahal Sandra ga pantes buat dipedulikan.

Ga suka sama Evan yang ga tegas dan plinplan

Ga terpesona sama Manuel, rasa cintanya sama Katya tidak terasa.

Lebih ga suka lagi sama Sandra (itu mah udh pasti)

Setelah selesai membacanya, yang dipikiranku cuma, "udah gitu doang?"

Kutipan favoritku :
"Kamu nggak akan pernah bisa mengukur cinta. Kamu cuma bisa merasakannya, menggerogoti dirimu dari hari ke hari. Seperti monster yang tidak pernah terpuaskan. Menyakitimu karena rindu." - Evan

Kamis, 25 September 2014

Review Obsidian (Lux #1) by Jennifer L. Armentrout



Judul : Obsidian (Lux #1)
No. ISBN : 9786027041035
Penulis : Jennifer L. Armentrout
Penerbit : Laluna And Friends
Tanggal terbit : Juli - 2014


Ayah Katy meninggal, dan ibunya memutuskan untuk pindah dari Florida ke Virginia Barat. Tempat terpencil,yang bahkan tidak bisa disebut kota, dengan jaringan internet payah dan kalau mau kemana-mana jauh.

Katy Swart adalah gadis berambut coklat panjang dan bermata kelabu yang sangat menyukai buku, hobinya adalah berkebun. Dia juga mempunyai blog bernama 'Katy's Krazy Obsession' yang menurut ibunya adalah hidupnya Katy.

Kemudian Katy berkenalan dengan tetanga disebelah rumahnya, kakak-adik kembar, Daemon dan Dee Black. Kety langsung merasa akrab dengan Dee, menurut Katy, Dee itu cewek yang ceria, dan penuh semangat hidup. Sedangkan Daemon, yaah memang sih dia itu memiliki mata hijau yang sangat mempesona, ganteng, keren, dan seksi, tapi sayangnya sifatnya sangat menyebalkan.

Namun, Katy merasa Dee dan Daemon aneh. Dee yang kadang-kadang tubuhnya memudar, Daemon yang bergerak sangat cepat dan bisa menyelam di air terlalu lama. Belum lagi Daemon yang selalu melarang Katy berteman dengan Dee. Mereka menyembunyikan sesuatu.

Hingga….

“Kau tidak seperti kami. Kau sama sekali tidak seperti kami. Dee pantas berteman dengan orang yang lebih baik darimu. Mereka yang sama dengannya. Jadi jauhi aku. Jauhi keluargaku.”

Katy merasa seperti mendapat pukulan telak diwajah “persetan denganmu, Daemon.” Katy melewati Daemon dan melangkah pergi. Air mata Katy tumpah. Katy mempercepat langkah sampai hampir berlari.

Daemon berseru, tapi suaranya tenggelam oleh lampu depan truk yang melaju ke arah Katy. Saking shock-nya Katy sampai tak bisa bergerak.

Truk itu akan menabrak Katy.

Kemudian segalanya membeku.

Entah bagaimana, Daemon berhasil menghentikan truk itu agar tidak menabrak Katy.

"Daemon, sebenarnya kau itu apa?"

Daemon adalah bangsa Luxen. Alien yang berasal dari planet Lux (dalam bahasa latin berarti cahaya). Karena planet nya dihancurkan oleh bangsa Arum, bangsa Luxen datang ke bumi. Ternyata selain membekukan waktu, Daemon punya kekuatan penyembuh, bisa mengubah-ubah bentuk fisiknya, memanipulasi objek, dan secepat cahaya.

Dan, setiap Luxen menggunakan kekuatanya di sekitar manusia, kekuatan itu akan meninggalkan jejak pada manusia itu. Orang itu akan bersinar dan memungkinkan bangsa Luxen dan Arum untuk melihat bahwa orang itu pernah ada di dekat kaum Luxen.

Karena terjadi hal-hal tak terduga, Daemon sering menggunakan kekuatannya didekat Katy, akibatnya Daemon harus terus bersama Katy sampai jejaknya memudar. Daemon dan Katy seperti magnet dengan kutub yang sama, saling menolak. Sama-sama saling membuat jengkel, tapi mereka tidak bisa mengabaikan ketertarikan satu sama lain.


Komentarku untuk buku ini...

WOW.. sebuah novel tentang alien, bukan alien aneh yang ga jelas bentuknya, tapi alien super ganteng daann super seksi..

Jujur aku ga sanggup meletakkan buku ini dari pertama kali aku membacanya, menyerah setelah jam 2 pagi karena benar2 tidak kuat lg membuka mata..

Sangat menyukai interaksi diantara Daemon dan Katy, selalu nanggung, bikin gemes...

Jadi penasaran dengan hubungan Daemon dan Katy selanjutnya, apa akan tambah panas??

Aku ga sabar nunggu buku ke 2 nya....

Kutipan favorit ku :

"Sepengamatanku, orang-orang paling cantik, yangg cantiknya luar-dalam, adalah orang yang tidak sadar akan efek yang mereka timbulkan kepada orang lain. Sementara mereka yang mengumbar kecantikan dan menyia-nyiakan apa yang mereka miliki? Kecantikan mereka semu. Sekadar cangkang yang tidak menyembunyikan apa pun selain bayang-bayang dan kekosongan." - Daemon